News

Kemenkes Upayakan Percepat Pemenuhan Kebutuhan Alkes Demi Mendukung Pelayanan Kesehatan Primer

Oleh Admin Kamis, 28 November 2024


Infokom DPP PPNI - Kebutuhan alat penunjang menjadi hal penting dalam membantu pelayanan kesehatan di tengah masyarakat.

Berkaitan hal itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berupaya mempercepat pemenuhan kebutuhan alat kesehatan untuk mendukung implementasi transformasi layanan primer. Pemenuhan alat kesehatan ini difokuskan pada fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) primer, khususnya di Puskesmas.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI dr. Maria Endang Sumiwi, M.P.H. mengatakan, kebutuhan alat kesehatan di Puskesmas masih harus ditingkatkan, terutama untuk mendukung deteksi dini atau skrining kesehatan. Hal ini sesuai dengan peran Puskesmas dalam menjaga kesehatan masyarakat.

“Alat kebutuhan Puskesmas yang masih perlu diperbanyak terkait alat-alat kesehatan pendukung skrining seperti ultrasonografi (USG), elektrokardiografi (EKG), hematology analyzer, chemistry analyzer, dental chair,” kata Maria Endang di Jakarta, ditulis Selasa (26/11/2024).

“Selain itu, alat kesehatan untuk diagnostik serta tindak lanjutnya, di antaranya urine analyzer, PoCT HbA1C, dan alat Tes Cepat Molekuler (TCM) juga belum semua Puskesmas memiliki alat kesehatan tersebut,” lanjutnya.

Maria Endang juga mengatakan, salah satu strategi untuk mendukung transformasi kesehatan melalui pilar pertama transformasi pelayanan kesehatan primer adalah meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pelayanan kesehatan primer melalui revitalisasi jejaring dan standarisasi pelayanan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), dan Posyandu.

Peningkatan kapasitas pelayanan kesehatan primer turut dilakukan melalui kunjungan rumah dalam proyek Strengthening of Primary Health Care (SOPHI).

“Proyek SOPHI bertujuan mengatasi kesenjangan antara sistem pelayanan kesehatan primer yang diakibatkan oleh fungsi preventif dalam pelayanan kesehatan primer terutama di tingkat layanan terendah, pelayanan kesehatan rujukan yang terbatas, dan layanan yang tersedia dengan kualitas yang belum memadai di berbagai daerah,” terang Maria Endang.

“Proyek berfokus pada perawatan primer yang diusulkan akan berkontribusi untuk menghemat biaya perawatan kesehatan yang terkait dengan pengobatan penyakit. Fokusnya terhadap tindakan pencegahan dan kuratif yang hemat biaya dan penghematan beban sosial ekonomi terkait dengan perawatan ekstra yang diperlukan untuk penyakit yang berpotensi dapat dicegah,” sambungnya.

Menurut Dirjen Maria Endang, dukungan dari proyek SOPHI diharapkan mampu memenuhi kebutuhan alat kesehatan di Puskesmas, Pustu, Posyandu. Selain itu, dukungan ini diharapkan meningkatkan kapasitas tenaga medis dalam pemanfaatan alat kesehatan untuk mendukung layanan kesehatan yang lebih baik.

“Kemenkes akan memberikan pemenuhan set alat mulai tahun 2024 sampai dengan 2028 di di 10.234 Puskesmas, 25.826 Puskesmas Pembantu, dan 304.420 Posyandu. Untuk batch 1 akan diberikan kepada 6.236 Puskesmas di 382 kabupaten/kota di 35 provinsi,” terangnya.

“Kemudian, untuk pemenuhan reagen kesehatan atau Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) juga dipenuhi oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik,” imbuhnya. (IM)


Sumber : Berita & foto dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kemenkes RI

 

Dikembangkan oleh PPNI-INNA.ORG - Departemen Teknologi Informasi © Copyright 2023