Infokom DPP PPNI - Kepedulian terhadap peningkatan mutu kesehatan dapat melalui pemenuhan gizi yang optimal.
Berbagai permasalahan kurang gizi pada ibu hamil di Indonesia menjadi perhatian Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan berbagai ahli gizi dunia.
Untuk memenuhi kebutuhan gizi tersebut, Menkes Budi berharap berbagai mikronutrien yang dibutuhkan ibu hamil dapat terpenuhi, sehingga terhindar dari berbagai permasalahan seputar kehamilan seperti anemia yang menjadi faktor risiko berat badan lahir rendah (BBLR), dan stunting.
“Penyakit yang menyerang ibu hamil dan anak-anak itu penyakit gizi. Artinya, gizinya banyak kurangnya. Saya baca dari ibu hamil 4,9 juta, yang kena anemia 27 persen. Itu tinggi banget,” ungkap Menkes Budi dalam acara peluncuran Multiple Mikronutrien Suplementasi (MMS) yang berlangsung di halaman SMA Negeri 27 Bandung, Jawa Barat, Kamis (17/10/2024).
Menyikapi tingginya angka anemia pada ibu hamil, Menkes Budi bersama lembaga kesehatan dunia dan lembaga kesejahteraan anak seperti WHO dan Unicef merekomendasikan penggunaan suplemen MMS untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil.
“Sudah jadi guidance WHO sejak 2020, dan kita baru implementasikan sekarang,” kata Menkes Budi menegaskan.
Menkes Budi menambahkan, berdasarkan penelitian, MMS memiliki kandungan gizi yang dibutuhkan oleh ibu hamil, sehingga dapat mengurangi berbagi risiko yang menyertai kehamilan.
“Hasil penelitian bilang kalau pakai MMS ini, gizinya ibu hamil akan jauh lebih baik. Kemudian, bayinya lahirnya juga lebih sehat, mengurangi bayi lahir yang pendek, dan juga mengurangi bayi lahir yang stunting, dan juga mengurangi kematian bayi,” terangnya.
Selain itu Menkes Budi berpesan agar ibu hamil mengonsumsi MMS selama 6 bulan masa kehamilan untuk mengurangi risiko BBLR dan stunting.
“Kalau ingin anaknya sehat atau pintar, minum MMS 180 butir selama 180 hari atau enam bulan terus menerus selama hamil. InsyaAllah anaknya sehat dan pintar,” ujar Menkes Budi.
Mengenai kandungan nutrisi dalam MMS, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Maria Endang Sumiwi menyatakan, setiap tablet MMS mengandung 10 vitamin dan 5 mineral. Nutrisi penting bagi ibu hamil yang terkandung dalam MMS antara lain vitamin A, D, E, C, B1, B2, niasin, B6, B12, asam folat, zat besi, zinc, tembaga, selenium, dan iodin.
“Dalam TTD, terdapat dua kandungan utama, yaitu zat besi dan asam folat. Nah, sekarang dengan multivitamin ini, isinya ditambah sembilan vitamin dan ditambah empat mineral. Jadi, ini Multimicronutrien Supplementation. Jadi, MMS-nya itu dari bahasa Inggris Multi Micronutrient Supplementation,” ujar Dirjen Endang menjelaskan.
Dirjen Maria Endang juga menambahkan, sebagai bentuk dukungan keberlangsungan program MMS multivitamin Ibu Hamil pada masa mendatang, telah diterbitkan Keputusan Menteri Kesehatan NO: HK.01.0/MENKES/1092/2024 tentang Standar Suplemen Zat Gizi Mikro untuk Ibu hamil.
Program MMS yang diluncurkan pada 2024 ini akan dimulai di 209 kabupaten/kota di 15 provinsi terpilih. Pemilihan 15 provinsi ini didasarkan pada angka kejadian BBLR, ibu hamil dengan kekurangan energi kronik (KEK), stunting, populasi padat, dan sasaran ibu hamil yang banyak. Empat provinsi (8 kabupaten/kota) di antaranya merupakan lokasi studi implementasi MMS sebelumnya. (IR)
Sumber : Berita & foto dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kemenkes RI