News

DPP PPNI Dukung Perkembangan Digital Keperawatan & Kesehatan, Prof Tutik Sri Hariyati Jadi Ketua PP HPII

Oleh Admin Senin, 8 Juli 2024


Infokom DPP PPNI - Kontribusi Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) terhadap perkembangan himpunan/ikatan keperawatan sebagai badan kelengkapan PPNI terus dilakukan secara berkesinambungan.

Sehubungan itu, Perawat Informatika Indonesia (PII) menggelar Kongres Nasional (konas) ke-1 secara hybrid di Gedung Sentral Cawang Hotel, Jakarta Timur, DK Jakarta, Sabtu (6/7/2024).

Dihadiri Arianti Anaya selaku Dirjen Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, sebagai keynote speaker, Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhilah, Pengurus DPP PPNI lainnya, Ketua DPW PPNI DKI Jakarta Jajang Rahmat Solihin, Ketua DPD PPNI Jakarta Utara Rizki Pebrian Pratama, dan perwakilan Himpunan Perawat Fertilitas Indonesia.

Ketua Umum DPP PPNI dalam sambutannya, menyampaikan bahwa perjalanan Perawat Informatika Indonesia tidaklah mudah, dimana sebelumnya pernah ada usulan untuk didirikannya wadah Perawat Informatika, namun saat itu pedoman PPNI belum menemukan cabang keilmuan dan area praktik yang tepat untuk informatika keperawatan.

“Bapak ibu yang terhormat, perjalanan Perawat Informatika di Indonesia tidak begitu mudah. Di awal-awal Prof Roro sudah mengusulkan, namun demikian waktu itu sebelum pandemi belum banyak input informasi kepada kita keperawatan khususnya di informatika ini,” ucap Harif Fadhillah, sesuai press release yang disampaikan PP HPII.

“Karena pada saat itu pedoman kita mengatakan bahwa ikatan dan himpunan sebagai badan kelengkapan adalah karakternya itu sesuai dengan cabang keilmuan atau sesuai dengan area praktik, kita belum menemukan area praktik informatika,” lanjutnya.

Dikatakannya, kejadian pandemi yang melanda dunia beberapa tahun lalu menjadi salah satu hal yang memberikan warna dalam digitalisasi keperawatan dan kesehatan. Di samping itu bahwa Informatika Keperawatan telah lama eksis di dunia kesehatan meskipun saat ini perkembangannya hanya pesat di negara maju saja.

"Tapi setelah berjalannya waktu kemudian kita dilanda pandemi ternyata kebutuhan akan penggunaan teknologi, komputerisasi dan digitalisasi memberikan warna tersendiri akan perkembangan keperawatan di masa kini dan yang akan datang,” ungkapnya.

Doktor Keperawatan ini menerangkan latar belakang kehadiran Informatika Perawat di Indonesia, bahwa bidang OKK (bidang Organisasi dan Kaderisasi) sebelumnya melakukan searching, yang mana ternyata sudah didapatkan di Amerika sudah lama sekali adanya Informatic Nurse dengan memberi dua jalan melalui pendidikan formal pada master level yaitu pada level magister khusus belajar mengenai nursing informatic, dan dengan adanya sertifikasi. Keberadaan nursing informatic di dunia ini bukan sesuatu yang asing, meskipun keberadaannya saat ini sebagian besar ada di negara maju.

Berdasarkan pengamatan itulah, Harif Fadhilah menyatakan dukungan atas terbentuknya wadah Perawat Informatika yang dapat berperan dalam memikirkan serta mengembangkan keperawatan kedepannya.

“Oleh karena itu, kami memutuskan untuk mensupport agar nursing informatic ini dipikirkan kemudian dikembangkan oleh satu kelompok atau satu komunitas yang profesional yang kita berharap berjalan bersama PPNI. PPNI pasti mensupport untuk berjalannya hal ini supaya ini bisa berjalan dengan baik sehingga pada saatnya kita dapat berkontribusi dalam berbagai hal yang berkait dengan pengembangan keperawatan secara khusus dan kesehatan secara umum,” jelasnya.

Sementara itu sebelumnya, Ketua Pelaksana Kongres Nasional ke-1 PII Prof. Tutik Sri Hariyati dalam sambutannya, menyampaikan bahwa Perawat Informatika menjadi centre point dalam digitalisasi kesehatan.

Disampaikannya juga, pada saat ini Indonesia sedang melakukan transformasi kesehatan yang didalamnya terdapat transformasi digital. Selain itu, Perawat Informatika memiliki tiga kompetensi sekaligus yakni keperawatan, informatika serta komputer dan teknologi.

”Perawat Informatika menjadi central point dalam digitalisasi kesehatan, yang mana saat ini Republik Indonesia sedang menjalankan transformasi kesehatan yang didalamnya terdapat transformasi digital. Perawat informatika sendiri dalam perannya memiliki tiga kompetensi sekaligus, pertama kompetensi perawat, kedua kompetensi ilmu informatika, dan ketiga kompetensi komputer dan teknologi,” jelasnya.

Melalui Kongres Nasional ke-1 Perawat Informatika Indonesia ini, diharapkan adanya kejelasan dari status wadah Perawat informatika di Indonesia, apakah sebagai himpunan ataupun ikatan.

Prof. Tutik Sri Hariyati juga berharap melalui pertemuan tersebut adanya rekognisi dari Kementerian Kesehatan sehingga kedepannya profesi keperawatan memiliki spesifikasi untuk informatika keperawatan dan informatika kesehatan.

"Insya Allah kongres ini menjadi awal yang baik bagi kita semuanya, dan kami berharap melalui kesempatan ini mendapatkan hal yang positif sehingga Kementerian Kesehatan RI dapat merekognisi adanya profesi Perawat yang memiliki spesifikasi informatika keperawatan khususnya dan informatika kesehatan pada umumnya,” harapnya.

Selain melaksanakan kongres, juga diikuti dengan agenda penyerta yaitu seminar dengan tema "Kiprah Perawat Informatika dalam Menyongsong Transformasi Digital Kesehatan”. Prof Tutik Sri Hariyati turut menjadi salah satu narasumber dan menghadirkan pula pakar nursing informatics dari Amerika Serikat, yaitu Karen Dunn Lopez, dan Daniel Fraczkowski.

Dilanjutkan dengan kegiatan musyarawarah bersama untuk memilih satu calon sebagai Ketua Pengurus Pusat Perawat Informatika. Melalui keputusan aklamasi telah menghasilkan keputusan bersama, dimana terpilihnya Prof. Rr. Tutik Sri Hariyati, sebagai Ketua Pengurus Pusat periode 2024-2029 dengan nama Himpunan Perawat Informatika Indonesia (HPII). (IR)

 

Sumber : PP HPII

 

Dikembangkan oleh PPNI-INNA.ORG - Departemen Teknologi Informasi © Copyright 2023