News

Dialog Nasional Capres-Cawapres 2024, Aprisunadi : Aspirasikan Pemberdayaan & Karir Perawat, Kecewa Paslon Tak Hadir

Oleh Admin Rabu, 24 Januari 2024


Infokom DPP PPNI - Rasa kecewa disampaikan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dalam menyalurkan aspirasi pada rangkaian Dialog Nasional dengan Calon Presiden dan Wakil Presiden 2024 tentang Pembangunan Kesehatan.

Hal itu dikemukakan Bendahara Umum DPP PPNI Aprisunadi saat menjadi panelis, yang dipandu Rivana Pratiwi. Namun pada sesi kedua, Paslon (02) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka maupun Tim Kampanye Nasionalnya tidak hadir di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (16/1/2024).

Berbeda sesi sebelumnya, Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhillah berkesempatan langsung menyampaikan aspirasi kepada Paslon (01) Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar, termasuk juga Ketua DPP PPNI Bidang Pemberdayaan Politik Oman Fathurohman menyampaikan aspirasi kepada Paslon (03) Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada sesi ketiga.

“Perlu saya tegaskan disini, mungkin untuk kita semua sadar dan memahami bahwa pemimpin saat ini yang menjadi konsisten dalam kepala negara yaitu presiden,” tegas Aprisunadi saat menyampaikan aspirasi.

“Betapa dia (Capres-Cawapres) tidak pentingnya tenaga kesehatan saat ini, dibuktikan dengan ketidakhadiran paslon saat ini. Ini membuktikan bahwa tenaga kesehatan tidak penting di negara ini, pertama,” sambung Doktor Keperawatan ini dengan nada kecewanya.

Kedua mungkin, yang saya perlu tegaskan bahwa tenaga kesehatan, banyak sekali syarat untuk menjadi seorang tenaga kesehatan, misalkan ada sertifikasi dan sebagainya,” ungkapnya.

Tetapi dalam praktiknya, dimana hal itu tidak diperhitungkan bahwa sertifikasi tidak dinilai juga oleh negara, sepertinya berbeda apa yang dilakukan negara terhadap profesi lain, misalkan pada guru.

“Guru begitu dapat sertifikasi, langsung diberikan juga penghargaan oleh negara. Dan tenaga kesehatan saat ini, belum diberikan,” ucapnya.

Selanjutnya berkaitan pertanyaan, sebenarnya membuat dirinya menjadi bingung dikarenakan tidak adanya paslon yang hadir, seharusnya dalam hal ini ada jawaban dari paslon presiden dan wakil presiden tersebut.

“Apakah kita diberikan oleh negara, dan dijamin oleh negara dalam menjalankan praktiknya, sebagai tenaga kesehatan?, kalau kita lihat bapak-ibu sekalian, saat ini perlindungan untuk tenaga kesehatan hampir tidak ada,” katanya.

Sekaligus diingatkannya, berkaitan pengorbanan dari 700 Dokter dan 750 Perawat yang meninggal akibat menangani pandemi Covid-19 lalu, dimana penghargaan yang diberikan oleh negara pada waktu itu hanya secarik kertas penghargaannya.

Menurutnya, dari jumlah anggota Perawat yang cukup besar dan sudah mencapai 1.2 juta ini sebenarnya mempunyai arti atas keberadaannya, namun diungkapkannya berkaitan pemberdayaan bagi Perawat belum dioptimalkan, terutama di desa-desa.

“Nah, kami juga mengusulkan pemberdayaan untuk Perawat desa, sebagai suatu integral dari pelayanan kesehatan,” harapnya.

Tapi sekali lagi, ditekankannya, sehubungan paslon yang tidak mendengarkan aspirasi secara langsung, Aprisunadi mempertanyakan siapa yang ingin mendengarkannya, hal ini hanya dianggap sekedar usul dan dikhawatirkannya tidak mendapatkan perhatian serius.

“Masuk meja, terus masuk ke tong sampah nantinya,” sebutnya, istilah yang disampaikan berkaitan aspirasi itu akan menjadi sia-sia.

Selain itu, ada juga hal menjadi perhatian semua, yang juga diketahui bersama terutama dengan karir Perawat.

“Belum masuk skema JKN tentang praktik keperawatan, siapa yang menjawab ini, kira kira? Ini juga membingungkan saya untuk bertanya yang sebenarnya ke paslon, tapi nggak ada (tidak hadir),” terangnya.

Kemudian, Aprisunadi kembali menyayangkan atas pertemuan ini yang luar biasa, namun aspirasi yang disampaikan bersama untuk kali ini tidak didengarkan secara langsung oleh paslon.

“Tim sukses, habis ini dicatat kemudian taruh dimana, saya tak mengerti,” ujarnya.

Ditambahkannya, mungkin hal itu yang menjadi aspirasi, dikarenakan jika tidak langsung dijawab maka tidak ada komitmennya dari paslon tersebut, artinya seorang capres itu harus punya komitmen terhadap tenaga kesehatan.

“UBL misalnya, UBL sekarang ini sangat merugikan, banyak penolakan dan sebagainya. Sebagai seorang paslon, kira kira apa janjinya terhadap kita semua?, mungkin itu yang bisa saya sampaikan,” pungkasnya, saat mengakhiri aspirasi. (IR)

 

Sumber : Screenshot Youtube DPW PPNI DKI Jakarta

 

Dikembangkan oleh PPNI-INNA.ORG - Departemen Teknologi Informasi © Copyright 2023