Infokom DPP PPNI - Tuberkulosis (TB) dan Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan dua penyakit menular yang seringkali saling berkaitan. Ketika seseorang terinfeksi kedua penyakit ini, kondisi tersebut disebut koinfeksi TB-HIV.
Koinfeksi ini memperburuk kondisi kesehatan pasien dan meningkatkan risiko kematian Sistem Kekebalan Tubuh Lemah pada pasien dengan HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh lebih sulit melawan infeksi seperti TB.
Perburukan pada pasien TB mempercepat kerusakan sistem kekebalan tubuh pada penderita HIV, sedangkan HIV membuat TB lebih sulit diobati. Koinfeksi TB-HIV merupakan masalah kesehatan yang serius dan kompleks.
Meningkatkan kualitas hidup pasien TB-HIV merupakan upaya yang kompleks dan membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan holistik. Dengan kombinasi pengobatan yang tepat, gaya hidup sehat, dukungan sosial, dan pendidikan Kesehatan, pemenuhan kebutuhan secara fisik, psikologis, social, kultur, spiritual dan lingkungan sehat dan baik, serta dukungan dari tenaga Kesehatan dalam menjalankan peran dan fungsinya secara profesional, sentuhan penuh cinta kasih yang tak terbatas, kepedulian yang tulus, dan lingkungan yang ramah dengan alam semesta diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup pada pasien TB-HIV secara signifikan.
Bagaimana dukungan Perawat melalui alam hijau dapat meningkatkan kualitas hidup pasien TB-HIV.
Apakah yang dimaksud Perawat hijau? Perawat hijau merupakan dukungan Perawat melalui alam hijau untuk pasien salah satunya dengan TB-HIV. Alam hijau memiliki kekuatan terapeutik yang dapat memberikan dampak positif pada kesehatan fisik dan mental. Pada pasien TB-HIV yang seringkali merasa lemah dan terisolasi, kontak dengan alam dapat menjadi penyejuk jiwa dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Bagaimana alam hijau mampu membantu mengurangi stress, berada di alam hijau dapat menurunkan kadar hormon stres kortisol dan meningkatkan produksi endorfin, hormon yang memberikan perasaan senang.
Meningkatkan Mood pada pasien TB-HIV dengan mendapat paparan sinar matahari alami dan udara segar dapat meningkatkan mood dan mengurangi gejala depresi. Nuansa alam hijau yang hasil penelitian mampu mempercepat penyembuhan, hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang sering berinteraksi dengan alam cenderung memiliki proses penyembuhan yang lebih cepat.
Melalui peningkatan kualitas tidur dengan mendengar suara alam seperti gemericik air atau kicau burung dapat membantu pasien tidur lebih nyenyak.
Peran Perawat dalam memanfaatkan alam hijau kepada pasien TB-HIV dengan memfasilitasi aktivitas di alam. Perawat dapat mengajak pasien untuk melakukan aktivitas di luar ruangan, seperti berkebun, berjalan-jalan di taman, atau hanya duduk santai di bawah pohon. Menciptakan ruang hijau di rumah sakit, jika memungkinkan, Perawat dapat berkoordinasi dengan pihak rumah sakit untuk menciptakan ruang hijau di sekitar area perawatan pasien, seperti taman kecil atau sudut hijau di ruang tunggu.
Menggunakan elemen alam dalam ruang perawatan, Perawat dapat menambahkan elemen alam ke dalam ruang perawatan, seperti tanaman hias, gambar pemandangan alam, atau suara alam yang menenangkan. Memberikan informasi Kesehatan kepada pasien dan keluarga, dimana Perawat dapat memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manfaat alam bagi kesehatan dan mendorong mereka untuk lebih sering berinteraksi dengan alam, contoh aktivitas yang dapat dilakukan, terapi kebun, menanam tanaman herbal atau sayuran di pot kecil dapat memberikan rasa pencapaian dan meningkatkan mood pasien.
Berjalan-jalan di alam dengan mengatur kegiatan berjalan-jalan di taman atau hutan terdekat. Yoga atau meditasi di luar ruangan, dengan melakukan yoga atau meditasi di tempat yang tenang dan teduh. Mengadakan kegiatan piknik bersama pasien dan keluarga di area hijau.
Kontak dengan alam dapat meningkatkan kualitas hidup pasien secara keseluruhan, termasuk aspek fisik, emosional, dan sosial. Mendorong kemandirian pasien TB-HIV dimana aktivitas di alam dapat membantu pasien merasa lebih mandiri dan berdaya. Memperkuat ikatan social melalui kegiatan bersama di alam sehingga pada pasien TB-HIV dapat memperkuat ikatan sosial antara pasien, keluarga, dan Perawat.
Hasil penelitian, Marcia P. Jimenez, at.all (2021), Associations between Nature Exposure and Health: A Review of the Evidence" (Hubungan antara Paparan Terhadap Alam dan Kesehatan: Sebuah Tinjauan terhadap Bukti-bukti), Penelitian ini dilakukan oleh sejumlah peneliti dari berbagai departemen di Harvard University, yang menunjukkan bahwa penelitian ini berasal dari institusi akademik yang bergengsi.
Ada banyak sekali penelitian yang menunjukkan hubungan antara menghabiskan waktu di alam dan kesehatan. Dalam tinjauan ini, kami membahas kekuatan bukti dari penelitian terbaru (dalam 10 tahun terakhir) tentang paparan alam dan kesehatan, terutama pada anak-anak dan remaja.
Hasil penelitian membuktikan bahwa menghabiskan waktu di alam berhubungan dengan peningkatan fungsi kognitif, aktivitas otak, penurunan tekanan darah, kesehatan mental yang lebih baik, aktivitas fisik yang lebih tinggi, dan kualitas tidur yang lebih baik. Hasil dari penelitian eksperimen menunjukkan bahwa lingkungan alam dapat memberikan efek perlindungan terhadap kesehatan mental dan fungsi kognitif.
Penelitian observasional juga menunjukkan hubungan positif antara paparan alam dengan peningkatan aktivitas fisik dan penurunan risiko penyakit jantung. Selain itu, penelitian terbaru mulai mengevaluasi dampak jangka panjang dari paparan alam terhadap depresi, kecemasan, fungsi kognitif, dan penyakit kronis.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa banyak penelitian menunjukkan bahwa menghabiskan waktu di alam, seperti di taman atau hutan, dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan, baik fisik maupun mental.
Manfaat tersebut antara lain peningkatan fungsi otak, penurunan stres, dan peningkatan kualitas tidur. Namun, para peneliti juga mengakui bahwa masih banyak hal yang perlu diteliti lebih lanjut untuk memahami hubungan antara alam dan kesehatan secara lebih mendalam.
Implikasi hasil temuan dari penelitian ini memiliki implikasi yang luas, terutama dalam perencanaan kota dan kebijakan kesehatan.
Dengan memahami manfaat paparan alam, pemerintah dan pembuat kebijakan dapat mendorong upaya untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap ruang hijau dan alam terbuka.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dukungan Perawat melalui alam hijau merupakan salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien TB-HIV. Dengan memanfaatkan kekuatan alam, Perawat dapat membantu pasien mengatasi stres, meningkatkan mood, dan mempercepat proses penyembuhan. (IR)
Sumber : Eli Indawati : Eli24002@mail.unpad, Program Studi Doktoral Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran Jatinangor Sumedang 2024.