News

Upaya Perawat Tingkatkan Kesehatan Mental & Cegah Perilaku Seksual Berisiko Melalui Aktivitas di Alam

Oleh Admin Kamis, 2 Januari 2025


Infokom DPP PPNI - Kesehatan mental remaja menjadi isu yang semakin krusial di era modern, terutama dengan meningkatnya tekanan dari media sosial, tuntutan akademik, dan pergaulan. Kondisi mental yang buruk sering kali menjadi salah satu pemicu utama perilaku seksual berisiko pada remaja.

Dalam menghadapi tantangan ini, pendekatan berbasis alam terbuka dapat menjadi solusi yang efektif untuk meningkatkan kesejahteraan mental sekaligus mencegah perilaku berisiko. Studi menunjukkan bahwa interaksi dengan alam hijau, seperti berjalan di hutan, berkemah, atau sekadar bermain di taman, memiliki dampak positif pada kesehatan mental.

Aktivitas semacam ini dapat menurunkan tingkat stres, meningkatkan konsentrasi, dan meredakan kecemasan. Dalam konteks remaja, pengalaman berada di alam terbuka juga memberikan waktu dan ruang untuk merenung, mengembangkan kontrol diri, serta menumbuhkan apresiasi terhadap kehidupan.

Selain itu, aktivitas di alam dapat membantu membangun hubungan yang lebih baik antara anggota keluarga. Misalnya, kegiatan seperti piknik atau trekking bersama menciptakan momen kebersamaan yang memperkuat komunikasi antara orang tua dan anak. Hubungan keluarga yang harmonis ini sangat penting untuk memberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi dan risiko perilaku seksual secara terbuka dan tanpa rasa canggung.

Di sisi lain, kegiatan di alam sering kali melibatkan kerja sama dalam kelompok, baik itu dalam bentuk olahraga, permainan, atau proyek konservasi lingkungan. Melalui interaksi sosial yang sehat ini, remaja belajar membangun hubungan yang positif dengan sesama, sehingga meminimalkan kebutuhan akan validasi yang salah arah dari hubungan romantis yang berisiko.

Pemerintah dan masyarakat dapat mendukung upaya ini dengan menyediakan lebih banyak ruang terbuka hijau dan program berbasis alam yang dirancang khusus untuk remaja. Misalnya, program green therapy atau pelatihan kepemimpinan berbasis alam dapat menjadi bagian dari kurikulum pendidikan atau kegiatan ekstrakurikuler.

Dengan memanfaatkan kekuatan penyembuhan dari alam, kita tidak hanya meningkatkan kesehatan mental remaja, tetapi juga membantu mereka menghindari jebakan perilaku seksual berisiko. Langkah ini menjadi investasi penting untuk menciptakan generasi yang sehat, tangguh, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Bagaimana dukungan perawat melalui alam hijau dapat mencegah perilaku seksual berisiko pada remaja. Perawat memiliki peran penting dalam mendukung kesehatan remaja, termasuk dalam upaya mencegah perilaku seksual berisiko.

Salah satu pendekatan inovatif yang dapat dilakukan adalah melalui pemanfaatan alam hijau sebagai media intervensi. Lingkungan hijau tidak hanya memberikan dampak positif pada kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental dan emosional, yang menjadi fondasi penting dalam membangun kontrol diri dan pengambilan keputusan yang sehat pada remaja.

1. Edukasi Kesehatan di Alam Terbuka

Perawat dapat mengorganisasi program edukasi kesehatan reproduksi di ruang terbuka seperti taman, hutan kota, atau kebun komunitas. Pendekatan ini membuat remaja lebih rileks dan terbuka untuk menerima informasi, dibandingkan dengan suasana formal di ruang kelas. Lingkungan hijau juga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga materi tentang risiko perilaku seksual dan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dapat tersampaikan dengan lebih efektif.

2. Terapi Berbasis Alam untuk Mendukung Kesehatan Mental

Perilaku seksual berisiko sering kali dipicu oleh gangguan emosional, seperti stres, depresi, atau kurangnya dukungan sosial. Perawat dapat menginisiasi program terapi berbasis alam (green therapy) untuk membantu remaja mengelola emosi mereka. Kegiatan seperti mindfulness di taman, berjalan di hutan, atau merawat tanaman membantu menurunkan kecemasan dan meningkatkan rasa tenang. Ketika remaja memiliki kondisi mental yang stabil, mereka lebih mampu mengambil keputusan yang bijak, termasuk dalam hubungan interpersonal.

3. Pendampingan dalam Kegiatan Outdoor yang Bermakna

Perawat juga dapat mendampingi remaja dalam kegiatan outdoor yang melibatkan interaksi sosial positif, seperti kerja bakti penghijauan, hiking kelompok, atau lomba olahraga alam. Kegiatan ini tidak hanya memperkuat keterampilan sosial, tetapi juga memberikan pengalaman positif yang menggantikan kebutuhan remaja untuk mencari validasi melalui hubungan romantis berisiko.

4. Menghubungkan Keluarga dengan Alam

Perawat dapat menjadi fasilitator bagi keluarga untuk meningkatkan keterlibatan orang tua dalam mendampingi remaja. Contohnya adalah dengan mengadakan program keluarga seperti piknik edukatif, di mana orang tua dapat belajar cara berbicara tentang kesehatan seksual dengan anak mereka di lingkungan yang santai. Hubungan keluarga yang harmonis dapat menjadi benteng utama dalam mencegah perilaku seksual berisiko.

5. Kolaborasi dengan Komunitas dan Sekolah

Perawat dapat bekerja sama dengan komunitas lingkungan dan sekolah untuk menyediakan lebih banyak akses ke ruang terbuka hijau bagi remaja. Program seperti “Rehabilitasi Emosional di Taman” atau “Edukasi Kesehatan di Alam” dapat menjadi bagian dari inisiatif ini. Kolaborasi lintas sektor ini memastikan bahwa pesan kesehatan yang disampaikan oleh perawat sampai ke lebih banyak remaja.

6. Pemantauan dan Dukungan Berkelanjutan

Dukungan perawat tidak berhenti pada kegiatan outdoor. Perawat juga dapat melakukan pemantauan dan memberikan pendampingan berkelanjutan kepada remaja yang menunjukkan risiko tinggi. Dengan pendekatan ini, remaja merasa didukung dan lebih mudah mengembangkan strategi koping yang sehat.

Beberapa manfaat alam hijau juga ditemukan pada Artikel  dengan judul "Healing through nature: Public engagement with urban green-blue spaces in pandemic-era NW China" yang membahas keterlibatan masyarakat dengan ruang hijau-biru perkotaan (Urban Green-Blue Spaces atau UGBS) di China Barat Laut selama pandemi COVID-19.

Artikel ini berfokus pada manfaat ruang hijau-biru bagi kesehatan mental dan fisik penduduk kota selama masa krisis. Peran Ruang Hijau-Biru dalam Kesehatan Mental dan Fisik Ruang hijau-biru seperti taman dan kawasan perairan memberikan manfaat besar dalam mengurangi stres, kecemasan, dan depresi selama pandemi. Interaksi dengan alam juga meningkatkan kebahagiaan, kepuasan hidup, dan kesehatan fisik.  

Artikel lain dengan judul "Greenspace use and anxiety in young adults: The role of interoception" membahas hubungan antara penggunaan ruang hijau (greenspace) dengan kecemasan pada dewasa muda, serta peran interosepsi sebagai mediator dalam hubungan tersebut. Hubungan Antara Ruang Hijau dan Kecemasan: Mahasiswa yang lebih sering mengunjungi ruang hijau menunjukkan tingkat kecemasan yang lebih rendah dibandingkan mereka yang jarang atau tidak pernah mengunjungi ruang hijau.

Frekuensi kunjungan yang lebih tinggi (beberapa kali seminggu) dikaitkan dengan penurunan risiko kecemasan yang signifikan. Penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi dengan ruang hijau membantu mengurangi kecemasan dengan meningkatkan kemampuan individu untuk memahami dan mengelola sinyal tubuh mereka.

Temuan ini mendukung promosi penggunaan ruang hijau di kalangan mahasiswa sebagai cara untuk meningkatkan kesejahteraan mental. Untuk itu Universitas disarankan untuk menyediakan lebih banyak akses ke ruang hijau dan mempromosikan aktivitas berbasis alam untuk mendukung kesehatan mental mahasiswa. (IR)


Sumber : Wasis Pujiati : wasis24001@mail.unpad, Program Studi Doktoral Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran Jatinangor Sumedang 2025

 

 

 

Dikembangkan oleh PPNI-INNA.ORG - Departemen Teknologi Informasi © Copyright 2023